Banyak orang berharap anaknya tumbuh menjadi pribadi berilmu, beradab, dan dekat dengan Allah. Namun sering kali yang dilupakan adalah tempat pertama di mana semua itu dibentuk: rumah.
Kita ambil contoh dari Imam Syafii , Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Ulama hebat tersebut terbentuk yaitu berawal dari Rumah. Lalu rumah seperti apakah yang membesarkan beliau??
Jawabannya sangat mengejutkan : Bukan rumah yang mewah dan bukan pula rumah yang lengkap dengan fasilitas, tetapi rumah yang diatur dengan ritme dan memiliki prinsip.
Yang kedua yaitu dari seorang ibu, karena orang hebat mereka terlahir dari rahim wanita yang hebat pula, maka dari itu peran seorang ibu sangat berpengaruh bagi kesuksesan seorang anak.
Dirumah mereka, ibu mereka punya ritme, ibu para ulama tidak bangun tidur dengan prinsip ya sudahlah, jalani saja hari ini, tetapi rumah mereka punya ritme harian yaitu : Waktu belajar- waktu dengan Al Qur'an - Pola tidur yang bagus - dan punya waktu untuk bersama dengan anak.
Orang tua mereka mengatur dan memiliki prioritas!. Ibunya Imam Malik berkata "ambilah adab gurumu sebelum mengambil ilmunya". Jadi rumah mereka terfokus pada nilai adab, atau nilai yang bisa di tanamkan pada anak bukan pada kuantitas. Bukan berapa banyak ilmu yang di dapatkan tapi berapa Makna.
Membiasakan dan menerapkan anak mendengarkan ilmu. Di rumah merekatidak ramai dengan suara HP dan Televisi tetapi ramai dengan suara tadarus Al-Qur'an ,percakapan bijak dan motivasi antara orang tua dan anak. Disini peran ibu sangat berpengaruh, luangkanlah waktu untuk bersama anak. Karena anak tumbuh itu berawal dari apa yang sering mereka dengar
Mereka mengatur rumah tegas tetapi penuh kelembutan. Tegas bukan berarti kasar tetapi kejelasan dan punya pendirian dan kejelasan dalam aturan . Ibu dari imam Ahmad tegas dalam hal, Sholat subuh berjamaah - adab terhadap guru - tidak menunda hafalan. Tetapi beliau lembut dalam menyampaikan kepada anak!
Selanjutnya mereka menjadikan rumah tempat ternyaman untuk berpulang dan belajar bagi anak. Rumahnya para ulama bukan rumah yang penuh ancaman : kalau anak salah di marahi- kalau gagal di bandingkan dll, tetapi Meraka menjadikan rumah tempat yang aman dan nyaman, anak boleh bertanya, anak boleh salah tetapi anak tidak boleh berhenti untuk berpikir dan berusaha. Inilah yang akan menjadikan anak tumbuh dan percaya diri
Terkahir tentunya tidak lupa selalu mendoakan anak dan gurunya, disebutkan barang siapa yang mendoakan gurunya maka orang tersebut akan kuat taaluq antara murid dan gurunya dan murid tersebut akan mendapatkan nur cahaya keilmuan dan keistimewaan daripada guru tersebut. Karena seberapa kadar kecintaan seorang murid kepada gurunya sebesar itupula keistimewaan dan karakter seorang guru yang akan melekat pada diri seorang murid.
Wallahu alam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar