*Arief Viantoro, Alh, S.Pd*
Bulan
Muharram adalah salah satu bulan dari dua belas bulan hijriah, dan merpakan
bulan pertama dalam kalender hijriah. Kata Muharram berasal dari kata ( حرم) yang aerinya dilarang. Sebelum
datangnya islam bulan Muharram sudah
dikenal sebagai bulan suci oleh Masyarakat jahiliah. Pada bulan ini dilarang
untuk melakukan hal-hal seperti peperangan.
Bulan Muharram memiliki banyak keistimewaan, sehingga dibulan ini sehingga disebut sebagai syahrullah,. Pada bulan ini adalah momen bagi setiap muslim untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas takwa kepada Allah SWT karena beribadah dibulan Muharram ditingkatkan pahalanya dan sebaliknya bermaksiat dibulan Muharram juga dilipatkan dosanya. Kemuliaan bulan Muharram disebutkan dalam Al-Quran :
Masuk dalam salah satu asyhurul hurum, Muharram adalah
bulan yang istimewa yang dipilih Allah Swt untuk dimuliakan sebagaimana
firman-Nya dalam Al-Qur’an:
اِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ
الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا
الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا
اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat
bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu ( Q.S Attaubah ayat 36)
Berangkat dari ayat Al-Quran tersebut, para ulama dari
kalangan ahli tafsir memberikan titik terang setelah melakukan penelitian dalam
memahami teks Al-Quran dan hadits. Mereka menegaskan, empat bulan mulia yang
dimaksud dalam firman Allah swt tersebut adalah Dzulhijjah, Dzulqa'dah,
Muharram dan Rajab. Keempat bulan ini memiliki keistimewaan yang berbeda
dibandingkan bulan-bulan lainnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam
Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain berikut.
إنّ عِدَّة الشُّهُور﴾ المُعْتَدّ بِها لِلسَّنَةِ ﴿عِنْد اللَّه
اثْنا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتاب اللَّه﴾ اللَّوْح المَحْفُوظ ﴿يَوْم خَلَقَ
السَّماوات والأَرْض مِنها﴾ أيْ الشُّهُور ﴿أرْبَعَة حُرُم﴾ مُحَرَّمَة ذُو
القَعْدَة وذُو الحِجَّة والمُحَرَّم ورَجَب ﴿ذَلِكَ﴾ أيْ تَحْرِيمها ﴿الدِّين
القَيِّم﴾ المُسْتَقِيم ﴿فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ﴾ أيْ الأَشْهُر الحُرُم
﴿أنْفُسكُمْ﴾ بِالمَعاصِي فَإنَّها فِيها أعْظَم وِزْرًا وقِيلَ فِي الأَشْهُر
كُلّها ﴿وقاتِلُوا المُشْرِكِينَ كافَّة﴾ جَمِيعًا فِي كُلّ الشُّهُور ﴿كَما يُقاتِلُونَكُمْ
كافَّة واعْلَمُوا أنَّ اللَّه مَعَ المُتَّقِينَ﴾ بِالعَوْنِ والنَّصْر
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan dalam setahun
adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di dalam kitabnya, di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram, (yaitu) bulan
Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Maka janganlah kamu menganiaya
diri kamu pada bulan-bulan itu, yakni bulan-bulan haram, dengan berbuat dosa,
karena dosa-dosa itu lebih besar (dosanya) daripada bulan-bulan yang lain, dan
perangilah orang-orang musyrik itu semuanya, pada bulan-bulan yang lain, sebagaimana
mereka juga memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah, bahwa Allah beserta
orang-orang yang bertakwa, dengan memberikan pertolongan dan kemenangan.
Selain
itu, saking mulianya bulan Muharram, pada bulan tersebut juga menyimpan
berbagai peristiwa bersejarah yang membentuk jalan panjang peradaban
Islam. setidaknya ada 20 peristiwa
penting yang terjadi pada bulan Muharram. Sebagian peristiwa tersebut terdapat
dalam Kitab I’anah at-Thalibin, II/267. Diciptakannya Nabi Adam as di
surga. Diterimanya taubat Nabi Adam as Naik dan sejajarnya perahu Nabi
Nuh as dengan bukit Judi setelah banjir besar, serta turunnya ke muka bumi
setelah banjir bandang Dikeluarkannya Nabi Yunus as dari perut ikan paus.
Diterimanya taubat umat Nabi Yunus as. Dilahirkannya Nabi Ibrahim as.
Selamatnya Nabi Ibrahim as dari api yang membakarnya, oleh Raja Namrud
Dikeluarkannya Nabi Yusuf as dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya,
Dipertemukannya Nabi Yusuf as dengan keluarganya kembali, Disembuhkannya
penglihatan Nabi Ya’qub as, Dibukanya (dihilangkan) ‘madlorot’ yang
mendera Nabi Ayyub as Diampuninya Nabi Daud as , Terbelahnya laut
merah untuk Nabi Musa setelah dikejar Fir’aun, Tenggelamnya Fir’aun di dasar
laut merah saat mengejar Nabi Musa as Dilahirkannya Nabi Isa as
Diangkatnya Nabi Isa ke langit Dibolak-balikannya tubuh ashabul Kahfi (para
pemuda Bani Israil yang bersembunyi di dalam gua) , Diciptakannya ruh Nabi
Muhammad saw Dikandungnya Nabi Muhammad saw di rahim Ibunda Aminah ra Wafatnya
(syahid) Sayyidina Husein.
Keutamaan bulan Muharram tidaklah perlu disangsikan
lagi. Namun, keutamaan itu harus diisi dengan berbagai amalan-amalan yang
berbobot, sehingga momen tersebut benar-benar bernilai, baik secara individual
maupun sosial. Para ulama sudah mengklasifikasikan jenis amalan yang hendaknya
diperbanyak selama bulan Muharram yaitu: Melakukan shalat, Berpuasa, Menyambung
silaturahim, Bersedekah, Mandi, Memakai celak mata, Berziarah, kepada ulama
(baik yang hidup maupun yang meninggal) Menjenguk orang sakit Menambah nafkah
keluarga Memotong kuku Mengusap kepala anak yatim Membaca Surat al-Ikhlas
sebanyak 1000 kali.
Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama
mengawetkannya dalam bentuk nadham, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul
Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur
فِى يوْمِ
عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ صُمْ
صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ
تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ
الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ
"Ada
sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih
sempurna. Puasalah, shlatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjengk
orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi,
menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali.
Salah satu anjuran ibadah di bulan Muharram adalah
berpuasa. Keutamaan berpuasa disebutkan dalam beberapa hadis diantaranya:
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong
kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan
adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama
setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu
Hurairah).
Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan, “Hadits
ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada
bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin
dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Jika tidak mampu,
berpuasalah sesuai kemampuannya. Namun yang lebih tepat adalah tidak berpuasa
Muharram sebulan penuh. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ
صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ
مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak
pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.”
(HR. Muslim no. 1156).
Dari
sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari ‘Asyura,
yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ
الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ
فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau
menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang
akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau
menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim
no. 1162).
Bulan
Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang
sangat penting bagi umat islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru islam
sebagai sarana muhasabah diri terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan
di rencanakan agar lebih baik dari tahun sebelumnya. Momentum perubahan dan
perbaikan menuju kebangkitan islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah SAW
dari Mekkah ke Madinah.
Wallahu
Alam bishowab.
Sumber :
-
Kitab
Riyadush Shalihin-Bab Keutamaan Puasa di
bulan Muharram
-
Kitab Shohih
Bukhari dan Shohih Muslim
- Kitab Tafsir Jalallain Surat Attaubah : 36
- Kitab Ianatut Tholibin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar